Mediasenior|BANDARLAMPUNG|Sport|18062025
--- Calon Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) provinsi Lampung periode 2025-2029 menegaskan bahwa anggaran pemerintah
daerah yang akan dikucurkan kepada cabang-cabang olahraga melalui KONI
dipastikan tidak akan mencukupi jika dipergunakan untuk pembinaan atlet di
60-an lebih cabang olahraga.
Usai pengembalian berkas pendaftaran pencalonan bakal
calon ketua umum (Bacaketum) KONI Provinsi Lampung di kantornya, Faishol
Djausal menjelaskan tentang tekad dan komitmennya turut membangun prestasi
olahraga Lampung.
Ayahanda Gubernur Lampung ini belakangan tampak ceria dan
lebih banyak tertawa dan tersenyum dalam pertemuannya dengan tokoh-tokoh
olahraga Lampung.
Faishol Djausal yang mampu meredam gerakan mosi tidak
percaya lebih dari 60 pemilik suara anggota KONI Lampung itu mengakui bahwa ini
menjadi kepuasan tersendiri bisa bersama-sama cabang olahraga dalam mengarungi
dinamika yang ada sejak 4 bulan lalu.
Dia menjelaskan keterpanggilannya untuk meredam
“kekecewaan” para pengurus cabor itu karena cinta dengan olahraga Lampung.
“Sejak KONI Lampung ini ada pada era gubernur Pudjono
Pranjoto sampai sekarang dinamika itu selalu ada. Namun belakangan gelombangnya
lebih kencang. Dan kenapa saya terpanggil untuk meredamnya, karena sebuah alasan
yang prinsip. Sewaktu gubernur orang lain saja, saya selalu peduli pada KONI,
apalagi ini gubernurnya anak saya. Harus lebih baik dari itu. Olaraga harus
menjadi salah satu bidang keberhasilan dari kepemimpinan Gubernur Mirzani,”
ungkapnya.
Prestasi cabang olahraga belakangan ini banyak yang
merosot, karena tidak diberikan perhatian yang cukup oleh pemerintah.
“Contohnya Angkat Besi. Di jaman pak Poedjono, cabor ini
mendapatkan perhatian yang bagus, sehingga pak Imron Rosadi bisa memproduksi
prestasi dari para lifternya dengan menyumbang medali emas untuk Lampung
minimal 8-9 medali emas di setiap PON. Tetapi sekarang, apa yang dicapai akibat
turun drastisnya perhatian dari pemerintah melalui KONI Lampung,” katanya
tegas.
Inilah kenapa Faishol bertekad untuk mencari bapak angkat
yang tepat untuk cabang olahraga yang bermarkas di Pringsewu itu. “Saya sudah
punya program itu,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, Faishol mengisyaratkan akan KONI Lampung
ke depan melakukan invetarisir beberapa cabang olahraga potensial dan diurus
dengan benar. Termasuk kepengurusannya harus diemban oleh orang-orang yang
amanah.
“Ya tapi pengurus cabor juga harus amanah. Menguasai
manajemen cabang olahraga baik secara pembinaan maupun keuangannya,” tambahnya.
Tuan Rumah PON
Menjawab keingin tahuan media terkait tuan rumah PON
XXIII tahun 2032, dengan diplomatis Faishol Djausal mengatakan bahwa secara
teknis dia KONI Lampung bisa saja merencanakan sedemikian rupa, namun masih
tetap tergantung pada kemampuan anggaran pemerintah provinsi.
“Kalau saya ditanya mau jadi tuan rumah, ya mau saja. Tapi
untuk pembiayaan dan persiapan non teknis lainnya kan tergantung pada kemampuan
pemerintah provinsi. Kita lihat bagaimana saat ini anggaran sangat minim. Jadi
bagaimanapun kita tidak bisa berdiri sendiri, karena pendukungnya adalah
pemerintah. Ketergantung tetap ke sana,” ungkapnya.
Ini mengisyaratkan bahwa kemungkinan untuk maju kembali
dalam bidding tuan rumah PON XXIII
tahun 2032 di KONI Pusat, harus melibatkan secara langsung Gubernur Provinsi
Lampung.
“PON itu kan memerlukan sarana dan prasarana yang harus
benar-benar memadahi dan siap, seperti infrastruktur, Penginapan, Venue pertandingan,
SDM dan lain-lain. Mungkin ini lebih mudah jika memang ada sarana seperti Sport
Center itu benar-benar ada. Jika tidak maka ini harganya sangat mahal.
Sementara pemerintah saat ini masih defisit,” tambahnya.
Namun terkait pembinaan olahraga dalam rangka sebagai
kontestan PON mungkin masih bisa diupayakan dan tetap memasang target yang baik
dalam klasemen nasional.
“Bicaranya sekarang bagaiman kita segera melakukan
pembinaan, persiapan atlet untuk berbagai kejuaraan nasional, pra PON dan
sebagainya. PON ini tinggal kurang dari 3 tahun. Jadi focus dulu ke situ,”
ungkapnya tegas. (don)
Berikan Komentar