Mediasenior|Bandarlampung|Sport|07092025
--- Menjelang peringatan Hari
Olahraga Nasional (Haornas) 9 September 2025, Ketua Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) Provinsi Lampung, Taufik Hidayat, menyampaikan adanya momentum
yang bagus dalam rangka membentuk dan segera menjalankan program olahraga yang
berbalut Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) tingkat provinsi, yakni Desain
Besar Olahraga Daerah (DBOD).
Ini disampaikan Taufik Hidayat
kepada Bobby Irawan, Kepala Dinas Pariwisata provinsi Lampung dalam pertemuan
terbatas di ruang rapat Ketum KONI provinsi Lampung, GOR Sumpah Pemuda Way
Halim, Bandarlampung, belum lama ini.
Dalam pertemuan itu Taufik
didampingi Wakil Ketua Umum IV Krisna Putra dan Wakabid Organisasi KONI
Lampung, Rudy Antoni, berdiskusi terkait banyak hal tentang DBOD Lampung.
Taufik mengatakan bahwa dalam
DBON sudah ditetapkan 14 cabang olahraga antara lain Atletik, Angkat Besi,
Balap Sepeda, Bulutangkis, Dayung, Karate, Menembak, Panahan, Panjat Tebing,
Pencak Silat, Senam Artistik, Taekwondo, dan Wushu.
“Empat belas ini secara
nasional. Mungkin ada beberapa cabang lain yang tidak ada di konsep nasional,
tetapi di daerah cukup baik dan digemari seperti Sepakbola dan Bola Voli
misalnya. Ini bisa tetap dikembangkan, karena ini merupakan olahraga
masyarakat. Intinya bagaimana kita mengembangkan olahraga dengan berbagai cara
bersama berbagai pihak secara sinergi untuk prestasi,” kata Taufik.
Olahraga, lanjut Ketum KONI,
kedepan terus didorong sebagai sebuah industri, dimana semua keterkaitan dengan
pihak lain sangat diperlukan bahkan wajib hukumnya.
“Selain sebagai industri olahraga – sport industry--, juga memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengembangkan dunia pariwisata. Maka dengan Sport tourism akan memiliki peluang besar bergandengan dunia olahraga dengan pariwisata,” tambah Taufik.
Sinergitas Sport Industry
Sebelum pertemuan ini, Ketum
KONI Provinsi Lampung juga telah berdiskusi dengan beberapa dosen dan para
sarjana olahraga untuk meengajak bersama-sama merancang program Forum Group Discussion (FGD) dengan
banyak pihak terkait yakni Pemerintah Provinsi Lampung, swasta dan semua stake
holder terkait lainnya.
Yang pada intinya bagaimana
gagasan untuk DBOD ini diangkat seccara bersama-sama dan dimulai dari atlet
usia dini hingga atlet prestasi.
“Jadi inti dari kegiatan besar
ini adalah sinergi. Jika sinergitas ini tdak hanya sebatas pembicaraan namun
pada implementasinya dilakukan, maka pasti akan dapat terlaksana dengan baik.
Karena jika semua pihak bergandeng tangan maka bebannya akan semakin ringan,
namun hasilnya akan jauh lebih berarti dan nyata,” Kata Taufik.
Harus disusun langkah awal
sebelum FGD tersebut diantaranya pertemuan kecil-kecil seperti ini, agar semua
pihak faham tupoksinya, sehingga kelak dalam gelaran FGD dapat memberikan
pengayaan ide dan gagasan yang akan mengerucut sebagai keputusan bersama yang
ideal.
“Sudah cukup lama DBON ini dipublikasikan, namun tampaknya karena menyangkut anggaran, maka daerah-daerah lambat untuk menyikapi dengan DBOD. Maka dari itu, mari kita mulai dengan membentuk tim DBOD Lampung, dan tidak menunggu lebih lama. Maka KONI menginisiasi ini agar segera kita laksanakan bersama-sama dan membentuk tim yang kualified untuk menjalankan program DBOD Lampung,” tambahnya.
Sport Tourism
Dalam kesempatan itu, Bobby
Irawan mengatakan bahwa sport tourism
adalah sebuah keniscayaan. Banyak sekali spot yang bisa dimanfaatkan dan
dikerjasamakan dengan para pemilik destinasi wisata, sehingga bias terjalin
kerjasama itu.
“Sepakat. Saya secara pribadi
dan kedinasan sangat mendukung hal ini. Karena banyak kemungkinan yang bisa
dikerjakan. Sinergi dengan pemilik destinasi wisata kan sangat banyak terutama
wisata pantai, gunung dan alam. Ini bisa dikreasikan menyesuaikan cabang
olahraga yang akan diajak join. Selain untuk menarik pariwisata juga untuk
pembinaan atlet prestasi,” ungkap Bobby.
Ada beberapa contoh yang sudah
pernah membicarakan hal ini, terutama yang berlokasi di pantai, seperti
Paralayang, Paramotor, Dayung, Bola Voli dan beberapa lainnya.
“Bahkan olahraga Berkuda juga
bisa memanfaatkan area pantai atau gunung sebagai tempat untuk berlatih dan
bersosialisasi kepada masyarakat. Selain itu dari KORMI misalnya layang-layang
dan beberapa olahraga rekreasi lainnya yang bisa sangat digemari oleh
masyarakat Lampung,” katanya.
Bobby sepakat agar segera
melakukan aksi nyata, karena tanpa pelaksanaan di lapangan, maka program itu
hanya akan teronggok di atas kertas saja.
“Saya seakat dan mendukung
inisiasi KONI Provinsi Lampung, dan mungkin secepatnya kita bisa kumpul bersama
ini merealisasikan mulai dari langkah awal, menyusun tim, membuat job desk dan
seterusnya. Intinya semua kan juga perlu penganggaran, jadi jika konsep
dasarnya sudah terbentuk maka dalam penganggaran tentu bisa berpegangan dengan
hal itu,” tuturnya.
Banyak pihak yang harus
dilibatkan selain Pemerintah Provinsi sebagai leading sector nya, karena
pembagian pekerjaan tentu akan sesuai dengan kewenangan masing-masing mulai
dari membangun infrastruktur hingga pengembangan hal lainnya secara teknis.
Selain Dinas Periwisata yang
haru berkecimpung masih banyak dinas terkait seperti Dispora sebagai turunan
dari Kemenpora, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas PU Binamarga, dan
Pemerintah kota dan kabupaten lainnya. (don)
Berikan Komentar