PROFIL ATLET BERPRESTASI
MediaSenior/ProfilAtlet/Sport
---- Mengenal olahraga sejak Sekolah Dasar kelas 5 dimulai
dari menekuni Karate. Tetapi hanya bertahan satu tahun saja. Karena setahun
kemudian pindah ke cabang olahraga Anggar.
Dan kenapa memilih cabor ini awalnya diperkenalkan oleh sang
kakak karena tidak latihan karate. “Akhirnya, mulai latihan dan menekuninya
hingga menjadi kebiasaan sampai sekarang, Anggar sebagai olahraga pilihan
sampai saat ini.” Kata Fathiyah Islahiyah yang akrab dipanggil Fathiyah atau
Fathi kepada mediasenior.id.
Tak banyak alasan yang bisa dikemukakan kepindahan dari
dua cabor yang sangat berbeda itu. Karena saat itu memang masih sangat kecil
bagi Fathi untuk bisa memilah dan memilih cabang olahraga.
Mulai latihan Anggar pada 2013 dan mulai serius akhir
tahun 2015 hingga sekarang. “Aku sudah menentukan piliha itu di 2013 itu dan
kemudian rajin latihan sampai sekarang bersama coach Mira Daniaty,” kata gadis
kelahiran Bandar Lampung, 16 Januari 2001 itu.
Menurut Fathi, Olahraga itu bagian sangat penting
menunjang sehatnya tubuh, pikiran dan mental. “Manfaat terasa setelah saya berolahraga,
seperti selesai jogging 30 menit perasaan jadi happy dan pikiran fresh.” Ujar
lulusa MAN 2 Bandar Lampung 2019 itu.
Menyenangkan tentu. Anggar menjadi sesuatu yang melekat
di diri Fathiyah dan dengan berbagai petunjuk dari pelatihnya tentu sudah
mengubah pola pikir dalam cabor ini.
“Aku biasanya turun di kelas atau nomor Deghen Putri
kelas Senior. Dan ini juga atas saran serta petunjuk dari coach Mira yang
menangani aku sudah sangat lama. Jadi mengerti aku harus bagaimana di Anggar
ini,” tambah mahasiswi UIN Raden Intan Lampung itu.
Memilih olahraga dengan peralatan pedang ini Fathi merasa sangat disupport oleh keluarganya. “Diberi tambahan uang saku ketika berangkat kejuaraan dengan dana sendiri, tambahan uang untuk beli peralatan, dan doa. Ini bentuk dukungan riil yang diberikan kepadaku dari keluarga. Bahkan juga dari sekolah,” kata anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Restu Mulyadi dan Khoiriah ini.
Bisa Mengatasi
Nervous
Gadis yang masih tinggal bersama orang tuanya di Jalan
Ikan Paus No.3, Gg. Cendrawasih, Teluk Betung Selatan ini mengaku terus terang bahwa
setiap menghadapi pertandingan muncul rasa nervous
pada saat awalnya. Dan ini harus ditekan dengan rasa percaya atas kemampuan
diri sendiri agar tidak tersudut oleh perasaan sendiri.
“Ada pula tantangan saat latihan yakni saat sakit atau cedera
jadi mengurangi porsi latihan bahkan tidak latihan. Selain itu, terkadang
pikiran-pikiran terkait di luar dari Anggar membuat performa berlatih kurang
bagus. Ini juga harus bisa diatasi sendiri oleh kita,” ujar penyuka makanan Pizza,
Oatmeal, Roti-rotian ini.
Pertama kali turun dalam arena pertandingan cabor ini di
event Kejurnas Anggar Prakadet, Kadet, Junior dan Senior pada tanggal 23 Juni-1
Juli 2013 di Jakarta.
“Di sini pengalaman pertama yang tidak terlupakan. Aku
belum beruntung meraih medali. Namun ini sebagai cambuk untuk bisa berlatih
dengan sekuat tenaga dan fokus. Untuk sebuah prestasi diperlukan kesabaran dan
keuletan kan,” kata gadis yang bercita-cita menjadi Ilmuwan dan Tentara ini.
Awal karir di Anggar dimulai pada 1 maret 2013. Mulanya Fathi
ragu mengikuti cabor ini karena dulunya sempat membenci olahraga ini. “Alasan
membenci karena dulu saya harus menunggu kakak saya selesai latihan anggar
hingga malam. Hal itu yang membuat saya kesal karena jam belajar saya jadi
berkurang.” Akunya.
Namun hal ini tidak lama. “Sejak kakak saya
mengenalkannya dan mengikuti kejurnas pertama kali di Jakarta membuat saya
merasa senang dengan olahraga ini. Selanjutnya, tahun 2015 pada kelas kadet Deghen
putri di Kejurnas PPLP SMP, saya sudah mendapat perunggu karena kalah dari
Jateng.” Cerita penghobi Baca buku dan Jogging itu.
Tidak sampai disitu saja, tahun 2016, pada Kejurnas Kadet
Deghen putri Fathi juga terhenti di babak 8 besar kalah dari Jakarta.
“Pada tahun 2017, saya mengikuti eksebisi Popnas di Jateng
dan terhenti di 16 besar kalah dari Kalimantan Timur. Lalu pada kejurnas kelas Kadet
dan Junior saya malah terhenti di 32 besar. Baru pada tahun 2018 saya mengikuti
Kejurnas Antarclub di Palembang mendapatkan medali Perunggu.” Sambung pengidola
Muhammad Ali, Roger Federer dan Aaron Szilagyi itu.
Tahun 2019 di Jateng, Fathiyah tidak lolos ke PON saat
mengikuti Prapon dan terhenti di 64 besar dan Kejurnas kelas Junior terhenti di
16 besar kalah dari tuan rumah Jawa Tengah.
“ Lalu pada 2021 saya mengikuti Jabar Open kelas Junior dan
Senior masing-masing berhenti di 8 besar. Tahun 2022 saya mengikuti Knight
Bogor Open terhenti di 16 besar dan Kejurnas kelas senior berhenti di 32 besar.
Di tahun yang sama, di kejurda saya mendapat juara 1. Dan awal tahun 2023, saya
mengikuti ALFC Championship dan mendapat perunggu,” kata penyuka warna Navy,
Black, Grey, White ini.
Menurut Fathi, pengalaman paling menyenangkan ketika naik
podium menerima medali, saat kejurnas berangkat bareng teman-teman, dan bisa
bertemu atlet daerah lain jadi membuka sudut pandang diri yang baru. “Namun ada
pengalaman paling menyedihkan saat kalah dalam bertanding itu pasti.” Katanya.
Prestasi-Prestasi:
1. Juara 3 Kejurnas Anggar PPLP SMP 2015 Boyolali.
2. Juara 3 Kejurnas Anggar Antarclub U-23 2018 Palembang.
3. Juara 1 Kejurda Anggar 2022 Lampung.
4. Juara 3 ALFC Championship II 2023 Lampung. (DON)
Berikan Komentar