Mediasenior/Bandarlampung/Sport/01052024
---- Stop berpolemik soal wasit dan nyinyirnya para
komentator kerdil. Kini seharusnya Indonesia harus fokus pada pertandingan
selanjutnya perebutan juara ketiga Piala Asia U-23 di Qatar.
Sepanjang perhelatan Piala Asia U-23 ini memang jauh
lebih terkuras dengan menanggapi komentar miring yang terus meragukan tim
nasional yang ditangani Sin Tae-Yong di Piala Asia U-23 ini.
Kini saatnya menghentikan perdebatan bodoh dan tidak
bermanfaat itu, dan seluruh warga Indonesai turut mendoakan anak-anak muda yang
berjuang dengan segala kemampuan untuk menjaga nama Indonesia di kawasan Asia
bahkan dunia, dari jalur olahraga sepakbola.
Ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Asprov PSSI Lampung,
Yoga Swara, Rabu 1 Mei 2024, di Bandarlampung.
“Saya sebagai insan sepakbola Indonesia mengimbau kepada
semua pihak untuk stop bicara soal-soal yang tidak berguna bagi sepakbola
Indonesia, terutama yang hanya bisa memojokkan timnas tanpa alasan yang jelas.
Kita harus sadari, apa sih tujuan berkomentar miring-miring itu, toch mereka hanya bisa mengkritik tanpa
bekerja apapun. Maka dari itu saya sarankan mari kita mendukung dengan doa yang
positif untuk Indonesia,” tuturnya.
Timnas Indonesia, lanjut Yoga, tinggal selangkah atau dua
langkah lagi menuju sebuah capaian yang luar biasa dan sulit untuk dicapai oleh
tim-tim sebelumnya, yakni main di Olimpiade Paris 2024.
“Kita sudah jelas arahnya sekarang. Dengan masuk
semifinal Piala Asia ada beberapa langkah hebat yang bisa dicapai dalam satu
atau dua langkah. Maka dari itu, semua harus mendukung sejarah ini, tanpa
alasan apapun. Nasionalisme diperlukan untuk perjuangan ini,” kata Yoga.
Yang pertama tentu kesempatan menang lawan Irak dan jika
kalah pun masih ada kesempatan untuk play-off
berhadapan dengan Guinea wakil Afrika. Demikian juga kesempatan bagi Irak. Jika
kalah dari Indonesia, mereka masih menyisakan satu pertandingan play-off.
Beberapa gangguan yang krusial sejak permulaan Piala Asia
U-23 sudah membuktikan bahwa tim Indonesia sangat tangguh dan mulai menunjukkan
kapasitasnya sebagai tim muda level Asia.
“Saya yakin, hati mereka juga hancur, ketika berulangkali
“dicurangi”. Dan ini selalu terjadi pada babak krusial. Namun mereka harus
tetap melangkah. Karena kita harus percaya bahwa Tuhan tidak tidur, dan jika
itu rejeki kita, maka akan kita dapatkan. Yakinlah dan tetaplah berjuang,” ujar
Yoga memberikan semangat.
Dia melanjutkan terkait pernyataan nyinyir di social media
yang ada selama ini sebagai sebuah komentar yang tidak perlu dideskripsikan
sebagai kritik yang konstruktif, melainkan sebagai upaya mencari perhatian
semata.
Hadapi Irak
Anak-anak Indonesia kembali harus berjuang hidup mati
Kamis malam, 2 Mei 2024, untuk menggapai salah satu langkah cepat untuk memuluskan
jalan ke Paris.
“Ini bukan soal skornya berapa. Namun menghadapi Irak
yang juga kalah 0-2 atas Jepang di semifinal lainnya adalah sebuah situasi yang
berbeda dengan tatkala menghadapi Uzbekistan di semifinal. Maka dari itu,
Indonesia harus tetap fokus di pertandingan ini. Lupakan seluruh pertandingan
yang lalu.” Tambahnya.
Bermain tanpa Rizki Ridho, mungkin juga mempengaruhi
pekerjaan pemain belakang Indonesia, namun masih ada Komang yang juga selalu
tampil lugas di beberapa pertandingan.
Yang perlu diingat dan diminalisir adalah gol bunuh diri.
Dari tiga pertandingan yang berlangsung sebelumnya Indonesia kemasukan 3 gol
bunuh diri.
Yang pertama pada saat melawan Yordania, bunuh diri
dilakukan Justin Hubner. Kedua, saat melawan Korea Selatan juga ada gol bunuh
diri dari Komang, dan ketiga ketika melawan Uzbekistan, gol bunuh diri
Indonesia dilakukan Pratama Arhan.
Meski seluruh gol bunuh diri ini tidak sengaja, namun ini
juga merupakan faktor penentu kemenangan. Jika Komang tidak melakukan gol bunuh
diri maka Indonesia tidak harus adu penalty dengan Korea Selatan. Misalnya.
Pertandingan Irak vs Indonesia akan dilangsungkan di
Stadion Abdullah bin Khalifa pada Kamis malam (2 Mei) mulai pukul 21.30 wib.
(d0n)
Berikan Komentar