Mediasenior|Mataram|Fornas|KBI|28072025
----- Kontingen Lampung terus menunjukkan kekuatannya
meskipun tidak mengirim banyak pegiat yang hadir ke Festival Olahraga
Masyarakat Nasional (Fornas) ke VIII tahun 2025 di Lombok Nusa Tenggara Barat
(NTB).
Setelah Inassoc memasok dua medali Emas, kini Komunitas B
Per Indonesia (KBI) mempersembahkan 10 medali untuk kontingen Lampung.
Kesepuluh medali itu terdiri dari medali Emas 3 keping, 2 Perak dan 3 Perunggu.
Peroleh keseluruhan Lampung hari kedua, 5 Emas 4 Perak dan 7 Perunggu.
Dengan demikian kemungkinan hingga hari ini 28 Juli 2025,
posisi Lampung berada pada peringkat ke-4 klasemen sementara. Meskipun demikian
dalam daftar yang dirilis website panitia, kontingen Lampung masih NOL.
(1) JABAR 17 emas, 11 perak, 13
perunggu. (2) SUMSEL 10-14-6, (3) DKI 8-4-7, (4) BALI 5-6-4, (5) KALSEL 5-5-2,
(6) KALTIM 5-3-2, (7) ACEH 3-2-1, (8) SULSEL 3-0-2, (9) NTB 2-5-10. Lampung
belum diinput sama sekali.
Panitia Teledor
Dalam catatan perjalanan Fornas, baik di Palembang maupun
Bandung, kontingen Lampung selalu mendapatkan pelayanan yang kurang mengenakkan
dari admin yang menangani input medali dan klasemen kontingen Fornas.
Meski bukan unsur kesengajaan, namun ini dinilai telah
memberikan kesan yang mengecewakan terus menerus. “Kenapa harus Lampung? Ini
bukan soal terlambat atau lupa, tetapi kenapa harus selalu Lampung yang tidak
diperhatikan. Daerah lain seperti Jawa Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta
selalu cepat diinput. Kenapa kalau Lampung kita musti protes dulu baru
dimasukkan?” Tanya Andi Hajar dan Don Pecci yang selalu kebagian urusan medali
Lampung.
Meski secara langsung tidak berdampak, namun ini sudah
mengurangi rasa kebersamaan dan kebahagiaan yang dicari dalam even sebesar
Fornas.
“Para pegiat ini mayoritas mandiri lo. Tidak mengharap
yang aneh-aneh, cukup prestasinya dihargai saja. Kalah dan menang semua senang
itu saja cukup. Tapi ini bener-bener aneh. Inorganya sama, tapi perlakuan input
data medalinya beda, bahkan saat di Bandung dulu malah terbalik. Seharusnya
Lampung yang dapat Emas, Jabar yang Perak. Diinputnya terbalik,” tambah Don
Pecci.
Sebenarnya, lanjut Andi, input data itu bukan hal yang
rumit jika panitia kerja professional. Sudah ada system yang mempermudah.
“Pegiat sudah berpanas-panas, berkeringat berlomba.
Ketika kalah tetap senang, tapi kalau menang malah dibuat kecewa, karena
medalinya tidak diinput. Kan mengecewakan, ya manusiawi. Bukan soal peringkat
berapa nya, itu mah akan mengikuti, tapi input dulu dong. Kami ini
bertanggungjawab pada daerah kami juga,” tambahnya.
Keteledoran ini terletak pada panitia, entah itu dari Technical Delegate Inorga, maupun bidang
IT. Mestinya tidak harus terjadi, karena semua daerah itu inorganya sama yang
dimainkan.
“Ini sangat parah, sudah hari kedua, tetapi sistem IT nya
masih kacau. Mungkin tidak hanya Lampung saja yang tidak diinput, tetapi ini
bukti bahwa panitia sembrono, kalau tidak mau dibilang ugal-ugalan. Lampung itu
sudah turun lebih dari 5 inorga lo, masak satupun tidak terinput. Ada apa
masalahnya dengan Lampung?” ungkap Don Pecci, humas kontingen Kormi Lampung.
(tim/Mam)
Berikan Komentar