Mediasenior/Bandung/Fornas/07072023
---- Festival Olah Raga
Nasional (Fornas) yang diselenggarakan oleh Komite Olah Raga Masyarakat
Indonesia (KORMI) nasional baru memasuki pelaksanaan yang ke 7, yang bisa
diartikan masih sangat mudah dan baru mencari identitasnya.
Jika dibandingkan dengan
Pekan Olahraga Nasional (PON) yang domainnya ada di Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) Pusat, maka baru sepertiganya, karena PON sudah memasuki tahun
ke-21 atau artinya sudah lebih dari 80 tahun berlangsung.
Dari 38 provinsi yang turut
dalam Fornas kali ini, tercatat ada lebih dari 22 ribu yang terdiri dari pegiat
Inorga (atlet), Pelatih, Ofisial, panitia dari KORMI daerah, dan lain-lain. Ini
tentu jumlah yang tidak kecil untuk kuantitas dalam sebuah even olahraga.
Bahkan ditengarai, Fornas
akan terus meningkat dan terus bertambah besar, selain karena pertambahan Inorga,
juga pertambahan dan pengembangan nomor perlombaannya.
Menurut Ketua KORMI
Lampung, Anshori Djausal, Fornas sudah membuktikan betapa masyarakat Indonesia
memiliki kekayaan lain yang tersimpan selama ini, yakni olahraga tradisional. “Indonesia
ini negara yang sangat spesifik dibanding dengan negara lainnya di dunia ini.
Banyak hal yang kita punya dan bangsa lain tidak punya. Dan ketika ini
dijadikan sebuah lomba, maka pengikutnya besar dan terus makin besar.” Katanya,
Minggu 9 Juli 2023.
Dengan semakin besarnya volume Fornas, maka kedepan tantangannya akan sangat berat. Kualitasnya pun diharapkan di seluruh inorga akan terus meningkat dan membaik.
Kontingen Lampung yang
sudah punya nama besar diblantika olahraga Indonesia selalu jadi perhatian dari
kontingen peserta Fornas. Pada Fornas VII tahun 2023 di Jawa Barat ini Lampung
finish pada urutan 9 klasemen akhir dengan perolehan medali 25 Emas, 24 Perak
dan 24 Perunggu.
Sementara urutan perolehan
medali di akhir klasemen, urutan pertama Jawa Barat 169 Emas – 162 Perak – 132 Perunggu,
Jawa Timur (71-69-64), DKI Jakarta (67-66-69), Banten (42-37-44), Sumsel (32-30-38),
Jateng (31-40-45), Kalsel (29-25-15), Kaltim (27-27-30), dan pada urutan ke-9, Lampung
(25-24-24).
Soal Jumlah Peserta
Dari daftar yang diperoleh
dari situs Fornas 2023, bisa dilihat beberapa privinsi yang mengirimkan
atletnya, seperti Tuan rumah Jawa Barat mengirimkan pegiat (atlet) 5.855 orang,
kemudian DKI Jakarta (2.167), Jawa Timur (1.575), Jateng (1.441), Banten
(1.396), Sumsel (1.244), Lampung (771), Kalsel (564), Kaltim (696), DIY (368).
Melihat hal ini, Ketua
KORMI Lampung, Anshori Djausal menarik beberapa catatan yang bisa disimpulkan
sebagai bahan pemikiran untuk membuat program yang jauh lebih tepat dan efektif
ke depan.
“Pertama, Fornas ini
semakin besar. Semakin menarik perhatian rakyat Indonesia, semakin menarik
perhatian pegiat olahraga tradisional.
Bandingkan saat Fornas ke-5 di Kalimantan Timur, Ke-6 di Sumatera Selatan dan
ke-7 di Bandung Jawa Barat, pesertanya terus bertambah dan berlipat-lipat. Di
Samarinda sekitar 7 ribuan, di Sumsel sudah 12 ribuan dan di Jabar ini tidak
kurang dari 22 ribu peserta, bayangkan kenaikannya,” kata Anshori kepada tim media
di Bandung, Minggu 9 Juli 2023.
Kontingen Lampung selalu
berada pada urutan ke-7 keatas dalam urursan kuantitas pengiriman inorga dan
pegiatnya (cabang olahraga dan atletnya – red). Seperti ketika di Sumatera
Selatan, Lampung juga berada di urutan ke 7 banyaknya kontingen, dan di Jawa
Barat ini, Lampung juga berada diurutan ke-9.
“Kita memang masih perlu
banyak evaluasi yang serius, jika ingin menjadikan Fornas sebuah event nasional
dengan capaian prestasi yang bagus. Tidak ada prestasi yang tidak dipersiapkan
dengan baik. Beberapa inorga yang di Palembang memperoleh medali emas, di
Bandung kemarin gagal, namun ada yang belum dapat medali di Palembang malah
bisa meraih medali emas. Ini bukti bahwa prestasi itu harus tetap dimenej, dan
dipertahankan dengan usaha yang keras dan fokus,” ungkap Anshori.
Dengan kekuatan jumlah kontingen
ada diurutan ke-7 besar, maka memberikan
kesan bahwa untuk merangsek ke papan lima besar sangat berat, apalagi
kontingen dari pulau Jawa saat ini sudah mulai dengan kuantitas yang luar biasa
besar. “Sulit kalau berbanding dari segi banyaknya pegiat dari
provinsi-provinsi di pulau Jawa. Maka saat ini kita finish di urutan 9 ini
sangat bagus. Ada beberapa medali emas
yang lepas dari Palembang kemarin, mungkin sudah tertutup dari para inorga baru,
seperti FYBI Lampung yang meraih 3 medali emas, dan inorga lain yang konsisten,
dan ada pula yang naik,” tambahnya.
Diperhatikan dan Dibina
Anshori juga menyoroti
beberapa inorga yang belum beruntung meraih medali, agar bisa melaukan evaluasi
yang serius untuk ke depannya. Dia mengingatkan agar para ketua inorga segera
mengambil langkah untuk membenahi kekurangan dan kelemahannya.
“Saya kira kalau mau
serius, potensi Lampung ini sanga besar. Ada 24 medali perak yaa. Kalau dari
sini saja ada 50 persennya jadi medali emas, maka ceritanya akan lain. Maka
dari itu, saya berharap teman-teman Inorga sekembali dari Bandung melakukan
evaluasi dan sungguh-sungguh membina pasukannya,” kata Anshori.
Jika setiap inorga, sambung
Anshori, menyumbangkan satu saja medali emas, maka sudah ada 40-an medali emas
yang ada di kontingen Lampung. “Namun tidak semudah itu memang. Tetapi kan bukan
suatu hal yang mustahil. Makin ke sini kan makin memiliki pengalaman, apa
kekurangan dan kelebihannya sendiri. Ini bisa segera dibenahi dan ditingkatkan
kualitasnya.” Ungkapnya.
Lampung, lanjut Anshori,
memiliki 41 inorga anggota yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota. “Masih
banyak inorga yang terdaftar di KORMI Nasional dan belum ada di Lampung. Ini
memungkinkan adanya penambahan inorga dan pegiatnya, yang tentu akan memberikan
kekuatan sekaligus beban kepada provinsi Lampung. Kekuatan dari segi kuantitas
inorga dan pegiatnya, beban pada anggaran semakin berat juga,” tambahnya.
Tuan Rumah Fornas
Jika melihat beberapa
pengalaman Fornas di beberapa provinsi penyelenggara belakangan ini seperti
Kaltim, Sumsel dan Jabar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara
infrastruktur dan venuenya, Lampung memiliki dan bisa menampung 41 inorga untuk
bertanding di Lampung dalam rangka tuan rumah Fornas tahun 2027-2028.
“Tuan rumah? Why Not? Kita
punya banyak lokasi yang bisa menjadi venue perlombaan kok. Daya tampung hotel
juga masih bisa lah. Lalu transportasi relatif tidak macet parah. Dan SDM
mungkin kita tidak kalah berpengalaman dengan daerah lain. Tinggal bagaimana
dukungan finansial pemerintah provinsi Lampung,” tambah Anshori.
Menurut Anshori, untuk bisa
menjadi tuan rumah tentu harus didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Lampung,
karena bagaimana pun ini menyangkut banyak hal yang bisa memberikan keuntungan
bagi Provinsi Lampung. “Ini banyak kaitannya. Yang langsung terkait adalah
sektor ekonomi. Perhotelan, makanan dan minuman, pariwisata dan msih banyak
lagi dari sektor UMKM yang pasti terkait di sini,” ungkapnya.
Tetapi, lanjut Anshori,
untuk menjadi tuan rumah harus juga kuat pada materi perlombaan. “Inorga kita
juga sudah harus kuat dulu. Karena seluruh provinsi di Jawa pasti akan mengirim
kontingen dalam jumlah besar kalau diadakan di Lampung. Karena Lampung sangat
mudah dijangkau. Mungkin kontingen pulau Jawa saja bisa tembus 20 ribuan orang,
belum yang lain dari Sumatera juga bisa tembus 10 ribuan,” katanya.
Namun dia mensinyalir bahwa
Lampung akan sangat beruntung jika menyelenggarakan Fornas tahun-tahun depan.
Diketahui Fornas 2025 akan diadakan di Labuan Bajo NTB.
Dalam kesempatan ini, Anshori
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pegita yang berpartisipasi di Fornas
VII Jawa Barat dengan kerja keras tanpa pamrih yang luar biasa itu menjadikan
Lampung tetap dipandang sebagai provinsi yang punya kualitas.
“Terima kasih teman-teman
inorga dan pegiatnya tanpa kecuali, baik yang dibiayai maupun mandiri atau
apapun istilahnya. Kalian semia luar biasa. Tidak ada janji apapun, tidak ada
iming-iming apapun dari Fornas ini. Tetapi kalian benar-benar telah melakukan
hal besar untuk Lampung. Hadir sebagai petarung, sebagai ksatria. Banyak
dirugikan di lapangan pun tak masalah, tetapi silaturahmi dan kegembiraan
terjalin dengan baik. Sekali lagi saya selaku pribadi maupun ketua KORMI
Lampung atas nama teman-teman KORMI Lampung mohon maaf jika ada yang kurang dan
salah. Kita tetap dalam satu keluarga besar KORMI untuk tetap sehat, Bugar,
Bahagia dan luaar biasaa,” ungkapnya. (don)
Berikan Komentar